Universitas
Islam Malang

Universitas
Islam Malang

Dosen Unisma Temukan Minyak Kayu Putih sebagai Bahan Bakar

Dosen Universitas Islam Malang (Unisma) dalam penelitiannya berhasil menjadikan minyak kayu putih sebagai campuran bahan bakar biodiesel. Dengan campuran ini penggunaan biodiesel gas buang akan lebih ramah lingkungan dan pastinya lebih hemat.

Dr Ena Marlina ST MT, dalam penelitiannya menemukan fungsi lain dari minyak kayu putih.Ia fungsikan minyak ini sebagai campuran bahan bakar alternatif untuk biodiesel. Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya minyak nabati sebagai bahan bakar biodiesel penganti bahan bakar diesel yang ramah lingkungan.

Lebih lanjut, dosen Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Unisma ini membeberkan, biodiesel dapat diperoleh melalui reaksi transesterifikasi trigliserida atau reaksi emulsifiasi. Namun  konversi minyak nabati menjadi biodiesel pada proses transesterifikasi membutuhkan jumlah energi yang besar dengan biaya yang tinggi, sehingga penggunaan minyak nabati non transesterifikasi sebagai pengganti bahan bakar fosil dalam pembakaran modern perlu ditinjau kembali.

Penelitian dosen Kampus kebanggaan NU dengan melakukan pencampuran (mixing). “Pencampuran minyak nabati dengan bahan bakar lain menjadi salah satu cara untuk menurunkan viskositas, termasuk dengan pencampuran minyak kayu putih yang saya lakukan,’ paparnya.

Dr. Ena sengaja memilih minyak kayu putih, sebab kata dia, minyak ini termasuk salah satu minyak atsiri, yang bersifat mudah menguap, berat jenisnya dapat campur dan melarutkan bahan organik. Juga, minyak kayu putih termasuk dalam hidrokarbon aromatik yang mempunyai sifat antiknock yang baik karena termasuk senyawa siklis dengan enam atom karbon yang saling mengikat satu atom hidrogen.

Dengan demikian, imbuhnya, melalui pencampuran minyak kayu putih, pembakaran menjadi lebih sempurna. Unsur kedua yaitu terpineol memiliki gugus hidroksil yang bersifat mudah menguap dan mempercepat reaksi pembakaran, kandungan  yang terdapat dalam terpineol berfungsi untuk meningkatkan efisiensi proses pembakaran. Selain itu 1,8-sineol berbentuk siklik dan rantai terbuka yang diharapkan dapat menurunkan kekuatan ikatan antar molekul penyusun solar sehingga proses pembakaran akan lebih efektif.

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
On Key

Related Posts