Universitas
Islam Malang

Universitas
Islam Malang

Kunci Sukses Membangun Unisma Malang ala Rektor Prof Maskuri

MALANG – Siapa yang tak kenal dengan Universitas Islam Malang alias Unisma Malang. Kampus yang menyandang penghargaan pertama kategori perguruan tinggi terbaik nasional lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) tahun 2020 ini rupanya punya segudang kunci kesuksesan guna terus membangun kualitasnya.

Hal tersebut dijabarkan Rektor Unisma Prof Dr H Maskuri M.Si dalam acara Kedai Inspiro bertajuk “Disiplin dan Kerja Keras” yang merupakan kolaborasi antara Unisma dan @nu.channels yang ditayangkan melalui Nu Channel.
Alasan Unisma bisa sebesar ini, kata Maskuri karena ada 6 kunci utama yang selalu dipegang. Keenam kunci tersebut ialah, kerja ikhlas. Kemudian kerja jujur, membangun kerukunan, kerja keras, kerja cerdas dan kerja tuntas.
“Jangan sekedar cuma kerja. Tapi juga harus punya target supaya lebih terukur, ” ujar Rektor dua periode yakni periode 2014-2018 dan 2018-2022 itu
Artinya, jalan utama untuk meraih kesuksesan nomor satu ialah harus dengan keikhlasan. Termasuk menanamkan pada diri sendiri bahwa bekerja sama halnya dengan niat beribadah kepada Tuhan atau Allah SWT.

“The power of niat. Kekuatannya itu dari niat dan ketulusan. Waktu itu bagaikan pedang, kalau tidak kau gunakan dengan baik akan merugikan kamu sendiri,” tutur dia

Berikutnya, ditambah dengan kejujuran dan menjaga kerukunan. Sebab, tanpa kedua poin itu hanya akan mendatangkan energi negatif hingga akhirnya tak akan berkembang.
Pun, bekerja keras tanpa mengenal waktu juga harus diterapkan. “Jam berapapun kita harus bangkit. Karena inspirasi-inspirasi itu bisa keluar dimana saja. Sehingga segala sesuatu dapat dilakukan dengan tuntas, kita harus punya target sepeti itu,” imbuh alumnus Fakultas Tarbiyah, Unisma ini.
Hanya saja, untuk mencapai keberhasilan atas segala sesuatu yang sudah ditargetkan, dibutuhkan sikap disiplin dan pengawalan yang sangat ketat. Termasuk, dibutuhkan lingkungan dan orang-orang yang memiliki kecerdasan baik dalam emosional, intelektual dan spiritual. Ibarat bukan hanya mengeluarkan instruksi kebijakan saja, namun juga mampu komitmen dalam penerapannya. Sehingga tidak akan hilang apalagi gagal terealisasi.

“Mengembangkan sikap disiplin ini mutlak di berbagai aktivitas. Maka trilogi Unisma bukan sekedar jujur, ikhlas dan rukun. Tapi sudah saya tambah dengan disiplin. Baik disiplin mengembangkan kreativitas, inovasi, produktivitas bahkan imajinasi hingga memunculkan gagasan segar yang dapat diimplementasikan di mana saja,” tandas pria yang pernah menyandang sebagai Guru Besar termuda di Unisma tersebut.

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
On Key

Related Posts