Pondok Pesantren (ponpes) menjadi salah satu pusat pemberdayaan ekonomi di bidang pertanian. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Harvick Hasnul Qolbi saat mengisi kuliah tamu di hall KH Abdurrachman Wahid Unisma (11/1). Nantinya, santri dapat mengaplikasikan kemampuannya di dunia kerja usai menempuh pendidikan di pesantren.
“Di Indonesia mayoritas umat muslim. Kenapa pesantren? Kami harap lahir putra-putri bangsa di masa mendatang untuk mengembangkan jiwa enterpreneur di bidang pertanian,” ucap Harvick.
Sehingga, melalui kuliah tamu di Unisma tersebut, Ia berharap adanya penguatan sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah dan pemerintah pusat. “Ini bagian dari kebersamaan. Artinya mahasiswa ini menjadi barometer. Bagaimana pemda baik pemkab maupun pemkot bisa dapat masukan. Pemerintahannya juga harus bekerja maksimal,” katanya.
Rektor Unisma Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si menyambut baik kedatangan Wamentan RI ke Unisma. Ia mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Unisma membangun jejaring bersama Kementerian Pertanian dengan Ikatan Alumni Pesantren Tebu Ireng sekaligus perguruan tinggi Nahdlatul Ulama.
“Ini juga menjadi upaya untuk mengembangkan jiwa entrepeneur para santri. Jangan nanti terkesan para alumni pondok hanya berhadapan pada kitab kuning. Namun mereka di masa mendatang ikut berpartisipasi mengambil bagian untuk pemberdayaan ekonomi,” tandasnya.
Pada acara tersebut juga disalurkan bantuan dari Kementerian Pertanian kepada 17 pondok pesantren. Bantuan diberikan oleh Wamentan RI, Harvick Hasnul Qolbi didampingi Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko dan Rektor Unisma Prof Maskuri MSi.
Perwakilan tiga ponpes yang menerima bantuan yaitu PP Bahrul Maghfiroh mendapat bantuan benih padi 10 hektar, PP Raudlotul Thohirin menerima bantuan benih jagung 10 hektare dan PP Ainul Yaqin Unisma mendapat bantuan berupa dua unit cultivator.
