Universitas
Islam Malang

Universitas
Islam Malang

AJARKAN TENTANG KEISLAMAN MELALUI HALAQAH DINIYAH

3.908 Mahasiswa Baru Unisma mengikuti Halaqah Diniyah, Kamis (7/9/2017). Kegiatan ini masih dalam rangkaian acara penyambutan mahasiswa baru 2017. Digelarnya kegiatan Halaqah Diniyah ini menegaskan kembali upaya Unisma untuk tak hanya mencerdaskan otak mahasiswa namun juga peduli pada kecerdasan batiniah dan psikomotorik. Selama tiga hari, para mahasiswa akan diberikan muatan materi mengenai akhlak, kegamaan, ibadah salat dhuha berjamaah dan membaca Alquran.

“Dari halaqah diniyah ini akan terpetakan antara mahasiswa yang mahir, bisa atau belum dapat membaca Alquran. Yang mahir dan bisa akan terus kami tingkatkan, sedangkan yang belum bisa akan mendapat pembinaan sepanjang tahun secara gratis,” ujar Ketua Lembaga Pengkajian Islam dan Keaswajaan, Drs. H. Ali Azhari, M.Pd.

Dengan adanya sertifikat lulus ujian Alquran dan keislaman di Unisma, maka, lanjutnya, ada tanggung jawab lulus baca Alquran dipikul. Sekretaris Pengurus Yayasan Unisma, Drs. Mustangin, M.Pd. menuturkan, kegiatan ini wajib diikuti oleh semua mahasiswa baru dan harus lulus sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.

Oleh karena itu, bagi mahasiswa yang berhalangan hadir atau belum lulus di tahun sebelumnya, maka diberikan kesempatan untuk ikut pada pelaksanaan di tahun kemudian. Tahun ini, jumlah peserta dari mahasiswa semester 3 dan semester 5 berjumlah 21 orang.

Secara formal, lanjutnya, sertifikat kelulusan Halaqah Diniyah ini memang penting, tapi kegiatan ini diharapkan menjadi pintu yang baik untuk proses pendidikan selama empat tahun ke depan. Tak hanya menjalankan peran dan fungsi tridarma perguruan tinggi, Unisma juga mengintegrasikan empat kemampuan yakni cendekiawan, keindonesiaan, keagamaan, dan tuntuan global.

khtiar Unisma dilakukan melalui kajian-kajian ilmiah, sosial, politik perkembangan penelitian dan teknologi dengan dasar keagamaan. Bela negara serta karakter Indonesia digaungkan keras melalui lagu Indonesia Raya yang selalu dinyanyikan di setiap pembukaan acara.

“Bukan hanya intelektulitas saja, tapi sisi afektif dan psikomotorik menjadi bagian yang tidak terpisahkan melalui kajian-kajian keagamaan,” ujar Rektor Unisma, Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si. Sementara itu guna menghadapi tuntutan global, Unisma juga akan meluncurkan program Unisma Speak English dimana setiap mahasiswa jurusan Bahasa Inggris harus membisakan 20 mahasiswa non Bahasa Inggris.

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
On Key

Related Posts