Universitas
Islam Malang

Universitas
Islam Malang

Unisma Lantunkan Sholawat Diba`

Salawat Diba’ kembali menggema di Universitas Islam Malang (Unisma), sabtu (20/2). Salawat Nabi ini kembali disenandungkan. Kerinduan Civitas Unisma kepada Rasulullah tak terbendung lagi. Karena pandemi yang melanda selama satu tahun terakhir menyebabkan kegiatan pembacaan salawat fakum. Termasuk majelis zikir dan majelis maulid.

Rektor Unisma Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si mengungkapkan rasa rindunya membacakan salawat diba’ bersama-sama dalam satu majelis yang sifatnya rutin. “Betapa rindunya kita kepada Rasulullah. Sudah lama kita tidak melaksanakan kegiatan majelis maulid, diba’ dan zikir,” katanya.

Karena rasa rindu itulah, maka Unisma dalam kesempatan tersebut sekalian me-launching Pembacaan Salawat Diba’. Setelah diresmikan, majelis maulid diba’ akan dilaksanakan secara rutin di Unisma, tempatnya di Masjid Ainul Yaqin. Waktunya setiap Hari Sabtu di Minggu ketiga. “Karena salawat nabi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Unisma,” ujar Maskuri.

Lebih lanjut Rektor Unisma ini menegaskan, bahwa terdapat hikmah yang besar di dalam majelis salawat. Ia pun mengutip salah satu Hadits Rasulullah, yang berkaitan dengan keutamaan majelis zikir. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi.

Demikian makna dari hadits tersebut. “Jika kalian melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang. Para sahabat nabi bertanya, apakah taman-taman surga itu ya Rasul? Rasulullah menjawab,”Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) zikir”.

Prof Maskuri menerangkan, ada banyak hikmah dalam menghadiri majelis dzikir. Diantaranya hadirnya malaikat pembawa rahmat Allah. Sehingga memberikan ketenangan dan mendapat keberkahan.“Para malaikat akan membentangkan sayapnya, seraya mendoakan dan memohonkan ampun kepada Allah,” terangnya.

Launching pembacaan salawat diba’ disimbolkan dengan penyerahan buku atau kitab diba’ oleh rektor kepada tiga orang. Pertama kepada perwakilan jamaah masjid Ainul Yaqin Unisma, perwakilan Takmir Masjid Ainul Yaqin dan perwakilan dari yayasan Unisma.

Setelah di-launchingnya program ini, Prof Maskuri juga berharap kegiatan kajian majelis ilmu juga mulai dilaksanakan rutin. Yakni berupa kultum yang dilaksanakan setelah selesai salat jamaah zuhur. Dalam keterangannya saat melaunching Madrasah Diniyah masjid Ainul Yaqin beberapa waktu sebelumnya, Maskuri juga menyampaikan perihal ini. Kultum dapat dilaksanakan dengan terjadwal. Setiap hari dosen secara bergantian memberikan materi kajian. Materi sesuai bidang keilmuannya. Kemudian materi itu diintegrasikan dengan nilai-nilai keislaman.

Dengan demikian, kata dia, keberadaan Masjid Ainul Yaqin betul-betul menjadi pusat ibadah dan peradaban. Terlebih masjid ini berada di lingkungan civitas akademika. Maka sebisa mungkin menjadi pusat pengembangan ilmu.

“Artinya masjid tidak hanya menjadi sarana ibadah, tapi juga menjadi pusat pembelajaran. Dengan adanya kajian-kajian ilmu serta majelis zikir. Masjid Ainul Yaqin ini harus kita koneksikan dengan kegiatan kampus,” tuturnya.

Acara launching dilanjutkan dengan pembacaan salawat diba’. Diikuti rektor, para wakil rektor, pengurus yayasan, puluhan dosen Unisma dan jamaah Masjid Ainul Yaqin. Pembacaan salawat berlangsung khusuk dan khidmat. Beberapa terlihat menangis karena haru dan rasa rindu yang mendalam kepada Kanjeng Nabi Muhammad. Acara ini digelar dengan mengikuti protokol kesehatan covid-19

Salawat Diba’ kembali menggema di Universitas Islam Malang (Unisma), sabtu (20/2). Salawat Nabi ini kembali disenandungkan. Kerinduan Civitas Unisma kepada Rasulullah tak terbendung lagi. Karena pandemi yang melanda selama satu tahun terakhir menyebabkan kegiatan pembacaan salawat fakum. Termasuk majelis zikir dan majelis maulid.

Rektor Unisma Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si mengungkapkan rasa rindunya membacakan salawat diba’ bersama-sama dalam satu majelis yang sifatnya rutin. “Betapa rindunya kita kepada Rasulullah. Sudah lama kita tidak melaksanakan kegiatan majelis maulid, diba’ dan zikir,” katanya.

Karena rasa rindu itulah, maka Unisma dalam kesempatan tersebut sekalian me-launching Pembacaan Salawat Diba’. Setelah diresmikan, majelis maulid diba’ akan dilaksanakan secara rutin di Unisma, tempatnya di Masjid Ainul Yaqin. Waktunya setiap Hari Sabtu di Minggu ketiga. “Karena salawat nabi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Unisma,” ujar Maskuri.

Lebih lanjut Rektor Unisma ini menegaskan, bahwa terdapat hikmah yang besar di dalam majelis salawat. Ia pun mengutip salah satu Hadits Rasulullah, yang berkaitan dengan keutamaan majelis zikir. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi.

Demikian makna dari hadits tersebut. “Jika kalian melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang. Para sahabat nabi bertanya, apakah taman-taman surga itu ya Rasul? Rasulullah menjawab,”Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) zikir”.

Prof Maskuri menerangkan, ada banyak hikmah dalam menghadiri majelis dzikir. Diantaranya hadirnya malaikat pembawa rahmat Allah. Sehingga memberikan ketenangan dan mendapat keberkahan.“Para malaikat akan membentangkan sayapnya, seraya mendoakan dan memohonkan ampun kepada Allah,” terangnya.

Launching pembacaan salawat diba’ disimbolkan dengan penyerahan buku atau kitab diba’ oleh rektor kepada tiga orang. Pertama kepada perwakilan jamaah masjid Ainul Yaqin Unisma, perwakilan Takmir Masjid Ainul Yaqin dan perwakilan dari yayasan Unisma.

Setelah di-launchingnya program ini, Prof Maskuri juga berharap kegiatan kajian majelis ilmu juga mulai dilaksanakan rutin. Yakni berupa kultum yang dilaksanakan setelah selesai salat jamaah zuhur. Dalam keterangannya saat melaunching Madrasah Diniyah masjid Ainul Yaqin beberapa waktu sebelumnya, Maskuri juga menyampaikan perihal ini. Kultum dapat dilaksanakan dengan terjadwal. Setiap hari dosen secara bergantian memberikan materi kajian. Materi sesuai bidang keilmuannya. Kemudian materi itu diintegrasikan dengan nilai-nilai keislaman.

Dengan demikian, kata dia, keberadaan Masjid Ainul Yaqin betul-betul menjadi pusat ibadah dan peradaban. Terlebih masjid ini berada di lingkungan civitas akademika. Maka sebisa mungkin menjadi pusat pengembangan ilmu.

“Artinya masjid tidak hanya menjadi sarana ibadah, tapi juga menjadi pusat pembelajaran. Dengan adanya kajian-kajian ilmu serta majelis zikir. Masjid Ainul Yaqin ini harus kita koneksikan dengan kegiatan kampus,” tuturnya.

Acara launching dilanjutkan dengan pembacaan salawat diba’. Diikuti rektor, para wakil rektor, pengurus yayasan, puluhan dosen Unisma dan jamaah Masjid Ainul Yaqin. Pembacaan salawat berlangsung khusuk dan khidmat. Beberapa terlihat menangis karena haru dan rasa rindu yang mendalam kepada Kanjeng Nabi Muhammad. Acara ini digelar dengan mengikuti protokol kesehatan covid-19

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
On Key

Related Posts