Sebuah konsep pentahelix kembali digagas oleh Fakultas Peternakan Universitas Islam Malang. Bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Pemerintah Kabupaten Malang, Fakultas Peternakan (Fapet) Unisma kini sedang mengembangkan Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) di Turen.
Dekan Fakultas Peternakan Unisma, Dr. Ir. Inggit Kentjonowaty, M.P. mengatakan KTN didirikan atas inisiatif BNPT yang disambut baik oleh Bupati Malang. Salah satu tujuannya sebagai sarana bagi para mantan narapidana kasus terorisme di Indonesia.
Dr. Inggit menerangkan, selain BNPT dan Pemerintah Kabupaten Malang, juga ada peran dari Industri. Mereka nantinya memberikan sumbangsih secara finansial dalam pengembangan ternak di kawasan tersebut.
Karena Fapet Unisma sendiri telah berhasil mengembangkan bibit unggul kambing tipe pedaging. Namanya Kambing BoerPE yang merupakan hasil perkawinan silang antara kambing Boer dari Afrika Selatan bertipe pedaging unggul dengan Peranakan Etawa. “Nama BoerPE ini sudah kami HAKI-kan dan telah menjadi satu produk unggulan dari Fapet Unisma,” ujarnya.
Hasil produk penelitian itu semuanya akan diterapkan di KTN, dengan tetap melakukan penelitian-penelitian baru. Para dosen juga akan memberikan penyuluhan tentang manajemen pemeliharaan ternak kepada para mantan napi yang akan bertugas di KTN. “Supaya ternaknya berkembang lebih baik, dan ini tentu juga menjadi pendapatan bagi mereka,” tuturnya.
KTN yang berada di Turen ini menjadi satu sarana penting untuk meningkatkan kompetensi dosen dan mahasiswa Fapet Unisma. Setidaknya akan menjadi laboratorium lapangan untuk menunjang kualitas pendidikan dan pengajaran.
Fakultas Peternakan Unisma sudah menyandang Akreditasi A. Dan kini tengah proses menuju Akreditasi Unggul. Salah satu upaya strategis yang sudah dilakukan yakni membangun kerjasama MoU dengan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur. “Kami bangga dapat membangun kerjasama tersebut, terlebih kepala dinasnya merupakan Alumni Fakultas Peternakan Unisma,” pungkasnya.
