Universitas
Islam Malang

Universitas
Islam Malang

Gelar Konferensi Internasional, Kaji Potensi Wisata Religi

Universitas Islam Malang (UNISMA) diakui dunia internasional sebagai rumah bagi Pusat Penelitian Wisata Religi kawasan Asia-Pasifik. Hal tersebut disampaikan Rektor UNISMA, Prof. Maskuri, M.Si pada Konferensi Internasional, Kamis (18 Januari) kemarin. Acara yang berlangsung di lantai 7 gedung UNISMA B ini dihadiri oleh perwakilan beberapa instansi luar negeri. Turut hadir Sekretariat Pengurus Yayasan Unisma, Dr. Muhtar Data, M.Pd, Wakil Rektor dan Dekan.

Dalam kesempatan ini Profesor Maskuri menyampaikan bahwa konferensi internasional acara ini merupakan ajang bentuk dukungan untuk menjadikan UNISMA menjadi pusat penelitian wisata religi. Beberapa informasi atau makalah dipaparkan pada konferensi ini. Oleh karena itu, kami berharap dapat diterbitkan jurnal atau publikasi internasional yang bereputasi.

“Kami sangat senang, UNISMA menjadi tempat penelitian wisata religi tingkat Asia-Pasifik. “Ini menjadi bukti kualitas UNISMA dalam bidang penelitian ilmiah, termasuk bidang wisata religi,” ujarnya.

Dalam hal ini UNISMA akan membantu melakukan penilaian wisata religi internasional. Para ulama yang hadir adalah semua orang yang telah bekerja di bidang ini selama bertahun-tahun. Baik dosen dalam maupun luar negeri.

Narasumber kegiatan ini yakni Profesor. Razaq Raj, PhD dari grup jurnal APIRTP, Dr. Darius Liutikas dari Lithuanian Center for Social Sciences, Lithuania, Professor. Honey Libertine Achanzar- Labor, Ph.D dari University of the Philippines, Manila, Dr. Syamsu Madyan, Lc., M.A., dari Universitas Islam Malang, Indonesia, Professor. Institut Politeknik Carlos Fernandes Viana do Castelo, Profesor. Darius Liutikas, Pusat Ilmu Sosial Lituania, Lituania, Profesor. Goretti Silva, Institut Politeknik Viana do Castelo dan Mr. Parichay Parivesh, berasal dari India.

Sabtu (20 Januari) ini, rencananya akan didampingi pembicara dari UNISMA ke tempat-tempat bersejarah. Salah satunya akan berziarah ke makam pendiri Nahdlatul Ulama (NU), di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. Selain mengunjungi Museum Gus Dur.

Menurut Profesor Maskuri, wisata religi memiliki arti yang sangat strategis. Salah satunya menyangkut perkembangan ilmu pengetahuan. “Karena kemanapun Anda berkunjung pasti memiliki sejarah yang megah. “Untuk menghidupkan kembali semangat keagamaan,” ujarnya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Profesor Maskuri menyampaikan apresiasinya kepada para pemateri yang akan memaparkan hasil penelitiannya dalam konferensi internasional ini. Mereka adalah para sarjana dari Australia, Tiongkok, Eritrea, Filipina, India, Italia, Yordania, Libya, Lituania, Malaysia, Maroko, Palestina, Portugal, Taiwan, Thailand, Timor Leste, Inggris, Uzbekistan, Yaman, dan Sudan. > >“Selamat datang di Malang sebagai Parisnya Jawa Timur dan kota pendidikan dan pariwisata di Indonesia. “Saat ini mahasiswa, alumni, dan mitra kami berasal dari 41 negara dan 38 provinsi di seluruh Indonesia,” kata Profesor Maskuri.

Kemarin juga telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara UNISMA Malang dan Institut Pariwisata Religi dan Ziarah. Salah satu kegiatan implementasi Nota Kesepahaman ini adalah penyelenggaraan Konferensi Internasional Asia-Pasifik dan pendirian pusat wisata ziarah dan religi di Indonesia, termasuk Universitas Islam Malang (UNISMA).

” Atas nama UNISMA Malang, kami mengucapkan terima kasih kepada panitia penyelenggara London Institute of Religious Tourism and Pilgrimage, UK, serta Journal International Religious Tourism and Pilgrimage (IJRTP) dan kerjasama dalam konferensi ini dapat berkontribusi terhadap pengembangan wisata religi berkelanjutan, mengedepankan semangat kerukunan dan inklusi,” ujarnya.

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
On Key

Related Posts