Universitas
Islam Malang

Universitas
Islam Malang

Gelar Wayang Kebangsaan, Junjung Tinggi Nilai Budaya dan Peradaban

Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar pentas Wayang Kebangsaan yang dilaksanakan pada Sabtu (29/1) malam, dengan menghadirkan dalang kenamaan, Ki Ardhi Poerbo Antono. Kegiatan ini dalam rangka haul ke-12 dan Manaqib Gus Dur, Dies Natalis ke-41 Unisma, serta peringatan Hari Lahir Ke-96 NU.

Rektor Unisma Prof. Dr. H. Maskuri,M,Si. mengatakan digelarnya wayang kebangsaan didasari dengan sejarah tersebarnya Islam di Indonesia. Peran Wali Songo tidak dapat dipungkiri sebagai andil terbesar. Sebagian mereka menggunakan besi budaya lokal sebagai media syiar saat itu. Salah satunya Sunan Kalijaga yang menggunakan Wayang Kulit untuk mensyiarkan ajaran agama Islam. “Tersebarnya Islam di Pulang Jawa dan Indonesia tidak bisa lepas dari Wali Songo, berdakwah menggunakan kesenian,” katanya.

Oleh karena itu, Maskuri menjelaskan wayang kebangsaan akan mengangkat sebuah tema yang punya korelasi kuat akan hal tersebut, yakni dakwah melalui konsep Islam Nusantara. Dari pagelaran tersebut nantinya dapat diambil banyak pelajaran.

Unisma menggelar Wayang Kebangsaan, merupakan satu spirit untuk melakukan perubahan. Satu semangat untuk mengedukasi masyarakat bahwa teknologi informasi bukan menjadi tujuan. Tapi merupakan instrumen untuk menuju kemajuan budaya dan peradaban. Maka kendali utama ada pada manusia itu sendiri. “Keberadaan teknologi untuk meningkatkan derajat kemanusiaan mencapai kedudukan yang terhormat. Jangan sampai terbudak pada teknologi informasi,” imbuhnya.

Kegiatan Wayang Kebangsaan dilaksanakan secara hybrid. Hanya sekitar 200 orang saja yang hadir secara langsung di Gedung Bundar tempat dilaksanakannya kegiatan. Selebihnya menyaksikan melalui siaran langsung streaming youtube di channel Unisma Official.

Prof Maskuri, yang juga Ketua Umum Forum Rektor PTNU ini menambahkan, Unisma juga telah mengurus HAKI untuk Mars Syubbanul Wathon dan Sholawat Badar yang sudah selesai dua bulan lalu. Meskipun ini digunakan dalam kegiatan nasional dan internasional namun hak cipta telah selesai diurus oleh Unisma. “Kami serahkan kepada keluarga pencipta lagu dari tambak beras dan Salawat Badar di Tuban,” pungkasnya.

 

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
On Key

Related Posts