Universitas Islam Malang (Unisma) resmi memulai pembangunan Ballroom dan Sport Center. Hal itu ditandai dengan peletakan batu pertama yang digelar Rabu (23/3) kemarin. Hadir pada kesempatan tersebut Rektor Unisma Prof. Dr. H. Maskuri M.Si beserta jajaran Yayasan Unisma, para ulama dan tokoh-tokoh lainnya.
Prof Maskuri, mengatakan Sport Center yang berada di area belakang kampus itu nantinya akan menjadi pusat kegiatan olahraga mahasiswa. “Sport Center ini kita rancang memang untuk pusat kegiatan-kegiatan olahraga. Walaupun masih belum memadai sesungguhnya, yang kita idealkan sebetulnya stadion. Tapi karena lahannya disini terbatas, insya Allah nanti di kampus 2, lahannya di Karangploso,” ujar Rektor Unisma.
Pembangunan gedung senilai kurang lebih Rp 4,6 Miliar itu nantinya diharapkan bisa menampung berbagai jenis olahraga. Jadi tidak hanya satu jenis olahraga saja. “Sudah kita rancang sesuai dengan standar nasional. Gedung ini akan memakan biaya kurang lebih 4,6 Miliar. Insya Allah dananya sudah tersedia,” tukasnya.
Selain pembangunan Ballroom dan Sport Center, Unisma sendiri diketahui juga tengah melakukan pembangunan infrastruktur di beberapa tempat. Yakni di laboratorium di Kebonagung dengan luas sekitar 1 hektar yang sudah mencapai 80 persen.
Kemudian juga ada pembangunan khusus untuk laboratorium peternakan di Jengglong dengan luas sekitar 0,5 hektar. “Kita memang ingin mengembangkan laboratorium peternakan, pertanian, MIPA, kedokteran dengan sangat serius sekali. Karena target kami adalah adanya sebuah luaran, produk bagus yang ingin kita hasilkan. Kemudian juga di Karangploso pembangunan sudah 80 persen, sebagai pusat produksi kopi,” ungkapnya.
Khusus untuk pusat produksi kopi, disebutkan Prof Maskuri bahkan telah mendapat restu dan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Malang. Yakni dengan akses jalan menuju lokasi. Maskuri pun berharap agar semuanya ikut mendukung dan mendoakan.
“Maka doa para kiai, asatidz, dzurriah Nahdlatul Ulama dan civitas akademika Unisma kita selalu nantikan,” ucap Ketua Umum Forum Rektor Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) ini.
