Universitas
Islam Malang

Universitas
Islam Malang

Hari Santri

Kobarkan Spirit Hari Santri Melalui Apel Santri dan Ro`an

 

Universitas Islam Malang (Unisma) memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2021. Hal ini menjadi spirit civitas akademika Unisma agar bisa menteladani para santri dahulu yang gigih dalam mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaan.

Wakil Rektor 3 Dr Ir Badat Muwakhid, MP menjelaskan, jika saat ini setelah kemerdekaan, tentunya berbagai sektor, baik itu sektor pendidikan, sektor sosial dan yang lainnya menjadi sebuah kewajiban untuk dimajukan.

“Tapi spirit yang diambil, tentunya harus tetap seperti spirit para kiai maupun santri dahulu yang mempunyai kegigihan dalam berjuang. Itulah mengapa sebabnya, para karyawan maupun dosen Unisma harus lebih memahami dan menjadikan spirit untuk meningkatkan kinerjanya,” tuturnya.

Kemudian, terkait dengan tagline peringatan Hari Santri Nasional 2021 mengusung tagline Santri Siaga Jiwa Raga. Tagline tersebut, dijelaskannya merupakan bentuk sikap santri Indonesia agar selalu siap siaga untuk menyerahkan jiwa raganya dalam membela tanah air serta terus berupaya mempertahankan persatuan Indonesia dan perdamaian dunia.

Siaga jiwa memiliki arti bahwa santri tidak lengah dalam menjaga kesucian hati dan akhlak, berpegang teguh pada akidah, nilai, dan ajaran Islam, serta tradisi luhur bangsa Indonesia. “Jangan sampai jiwanya kotor. Misalnya dalam berpolitik, harus berpolitik yang bersih. Birokrasi tidak kotor. Itu harus terilhami,” ujarnya.

Siaga raga berarti badan, tubuh, tenaga, dan buah karya santri didedikasikan untuk bangsa. Karenanya santri harus terus terlibat dalam pembangunan dan tidak boleh lelah berusaha dan terus berkarya untuk memajukan Indonesia. “Mewujudkan ragawi. Kalau di Unisma ya melakukan pembangunan sarana prasarana dan yang lainnya,” tuturnya.

Dalam peringatan Hari Santri Nasional sudah diperingati dengan berbagai kegiatan. Mulai dari webinar “Sosok Ideal Pemimpin NU Menjelang Satu Abad”, lomba video pendek Santri Membangun Negeri hingga puncaknya diisi dengan bersih-bersih ala santri, dengan menggunakan sarung.

“Kita menfragmentasi itu, seperti pesantren, kerjabakti ala santri, pakai kaos pakai sarung. Nanti diikuti seluruh Fakultas. Ada lomba yang belum selesai juga, menyanyikan syair ala pesantren,” jelasnya.

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
On Key

Related Posts