Universitas
Islam Malang

Universitas
Islam Malang

Tingkatkan Mutu SDM, Unisma Optimalkan Sertifikasi Mahasiswa

Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) mahasiswa menjadi perhatian serius Universitas Islam Malang (Unisma). Selama menuntut ilmu, mereka juga difasilitasi untuk mendapatkan sertifikasi di bidangnya. Sehingga mereka bisa membuka lapangan kerja baru setelah lulus kuliah.

Semangat itulah yang dihadirkan dalam seminar nasional “Meningkatkan Daya Saing Lulusan Melalui Sertifikasi” yang digelar di gedung bundar FK Unisma Sabtu (26/6). Tak tanggung-tanggung, forum tersebut menghadirkan Kepala Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Kunjung Masehat MH.

“Kita menghadapi perubahan zaman dimana profesi kita ini dinilai dari sertifikasinya. Jadi ada bukti kompetensinya, tidak sekadar ijazah,” terang Masehat dalam paparannya. Karena itu, pihaknya mendukung penuh langkah Unisma dengan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk mengikuti program sertifikasi.

Sementara itu, Rektor Unisma Prof Dr H. Maskuri MSi menambahkan, di banyak negara sertifikasi kompetensi menjadi hal utama. “Di Malaysia, Brunei dan Thailand misalnya, yang dicari itu sertifikasi profesi. Sementara di sini baru,” kata dia. Sertifikasi di ranah mahasiswa sendiri sudah dimulai sejak tahun 2020. “Sudah dimulai sejak 2020 dengan dibantu oleh BNSP juga,” ucapnya.

Unisma sendiri secara mandiri melakukan sertifikasi setiap satu semester sekali. Lebih rinci, Direktur LSP Unisma, Dr Ir Djuhari MSi menyebut bahwa pekan depan Unisma akan mengajukan 10 paket uji kompetensi. “Ini program bantuan dari BNSP atau dari Pemerintah, bagi mahasiswa untuk uji kompetensi yang per paketnya ada 20 orang. Itu diharapkan ada 200 mahasiswa yang ikut,” terangnya.

Diharapkan setelah mengikuti uji kompetensi, mahasiswa Unisma bisa menciptakan lapangan kerja baru. “Jadi harapannya lulusan sini bisa membuka lapangan kerja, bukan mencari kerja saja,” ucapnya. Karena mereka telah memiliki kompentensi sesuai dengan program sertifikasi yang telah diikuti.

Sepuluh kompetensi itu antara diantaranya produksi ternak, pengelolaan jasa dan managemen pergudangan, supervisor atau penyuluh pertanian, asisten analis kebijakan, Level 6 teknisi akuntansi ahli, manager pemasaran, penyiaran untuk bahasa Indonesia, asisten administrasi eksekutif untuk bahasa Inggris, manager energi, bangunan dan gedung, serta pengelola pencemaran air untuk FMIPA. “Segera menyusul pendidikan agama Islam dengan sertifikasi produk halal dan penyediaan simplisia untuk herbal, itu untuk Farmasi,” ucap Djuhari.

 

 

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
On Key

Related Posts